Festival Kali Jangkuk Sukses Digelar, Ribuan Warga Antusias Ikut Serta Festival Kali Jangkuk di Kelurahan Pejeruk, Ampenan, sukses digelar Sabtu (23/7) malam. Event bertajuk car free night di pinggir Kali Jangkuk ini berhasil menyedot ribuan warga dari berbagai penjuru. Penampilan musisi dan talent lokal menghipnotis pengunjung hingga larut dalam suasana kegembiraan. Lurah Pejeruk, Lalu Bagus Apriadi, mengungkapkan kebanggaannya atas kesuksesan acara ini. "Kami bersyukur acara berjalan lancar sesuai harapan. Ini upaya kami menghadirkan hiburan sekaligus menggeliatkan perekonomian warga," ujarnya. Kegiatan yang diinisiasi Karang Taruna Karya Muda Pejeruk ini menampilkan tiga panggung hiburan, mulai dari kesenian tradisional Cilokak, perkusi, atraksi bela diri, hingga penampilan musisi seperti Ary Juliant, Sidzia, dan Luminous.Pengunjung bebas menikmati hiburan sambil menikmati kuliner khas dari pedagang setempat. "Kami senang warga turut merasakan kebahagiaan. Ini akan jadi agenda rutin setiap Sabtu malam atau Minggu, meski tidak selalu dengan panggung hiburan besar," tambah Lurah Bagus. Selain sebagai ruang rekreasi, acara ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai. Wali Kota Mataram, H. Mohan Roliskana, yang hadir dalam acara, memberikan apresiasi tinggi kepada Camat Ampenan dan Lurah Pejeruk. "Kegiatan seperti ini baru pertama di Mataram. Semoga bisa diadakan di sepanjang sungai lain," harapnya. Pantauan Lombok Post menunjukkan antusiasme warga yang memadati lokasi festival. Mereka larut dalam kegembiraan menyaksikan penampilan Ary Juliant yang memukau dengan suara khas dan aksi panggungnya. Festival Kali Jangkuk tidak hanya menjadi wadah hiburan, tetapi juga bukti kolaborasi masyarakat dan pemerintah dalam menciptakan ruang publik yang bersih, nyaman, dan berdaya ekonomi. Transformasi Kali Jangkuk: Dari Kumuh Jadi Destinasi Wisata Kali Jangkuk kini menjadi ikon baru di Kota Mataram. Dahulu, bantaran sungai ini dikenal kumuh dan menjadi tempat pembuangan sampah. Namun, berkat inisiatif warga dan pemerintah, kawasan ini berubah menjadi ruang publik yang asri dan multifungsi. Lurah Pejeruk menjelaskan, transformasi Kali Jangkuk dimulai sejak 2021 melalui gerakan komunitas peduli sungai. "Kami membuat aturan tegas: sanksi sosial bagi yang membuang sampah sembarangan. Alhamdulillah, kini warga sudah sadar," ujarnya. Dukungan dinas lingkungan hidup juga krusial, dengan pengangkutan sampah rutin dan pembuatan *vertical garden* serta *pergola* tanaman produktif di sepanjang bantaran. Wali Kota Mataram berpesan agar kegiatan ini konsisten dilanjutkan. "Masyarakat sepenuhnya mendukung. Mari jadikan sungai sebagai pusat interaksi sosial dan penggerak ekonomi," tegasnya. Dampak Ekonomi dan LingkunganFestival ini tidak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga mendongkrak perekonomian warga. Pedagang kuliner dan UMKM lokal mendapat panggung untuk memasarkan produk. "Alhamdulillah, omset saya naik signifikan saat acara digelar," kata Siti, penjual sate keliling.Di sisi lingkungan, kegiatan clean-up rutin dan penanaman pohon terus digalakkan. Komunitas peduli sungai seperti KMPS Ikrar aktif mengedukasi warga tentang pengelolaan sampah, termasuk program *bank sampah* dan pengolahan maggot. "Kami ingin Kali Jangkuk tetap bersih dan menjadi kebanggaan bersama," ujar Rifki, ketua KMPS Ikrar. Tantangan ke Depan Meski sudah menunjukkan kemajuan, pemeliharaan Kali Jangkuk tetap membutuhkan komitmen bersama. Camat Ampenan, Muzakir Walet, menekankan pentingnya mitigasi bencana. "Sungai yang terawat mengurangi risiko banjir. Mari jaga ekosistemnya," imbaunya. Warga seperti Maya Yuliana, koordinator *World Cleanup Day* NTB, berharap gaung festival ini menginspirasi daerah lain. "Kebersihan sungai tanggung jawab kita semua. Ayo mulai dari diri sendiri!" pungkasnya. Dengan semangat kolaborasi, Kali Jangkuk membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari aksi kecil yang konsisten. Kini, sungai yang dulu dihindari menjadi destinasi favorit warga Mataram.
Form Komentar